Kamis, 19 Januari 2012

cerita buat bapak

Hidup itu memang lucu yha, tapi harus di sukuri karna TUHAN baik dan selalu bersamaku dalam cerita kisah lucu tentang hidup.

"Cerita waktu kecil,....seringkali aku bersama dengan Bapaku di kebon, satu demi satu aku lemparkan benih kacang atau benih jagung di lubang yang bapaku buat di kebun, aku mengikutinya dengan langkah- langkah kecilku,... tapi aku sedemikian bangga karna aku bisa bekerja bersamanya dan membantunya, meski memang terik, panas dan ada dikebun itu bikin kulit item, danm telanjang kaki itu panas, tapi yang aku rasakan itu kebahagiaan bersama seorang ayah, meskipun saat itu aku tak juga bertanya padanya apakah dia mersa bahagia dengan semua itu?

Kemudian waktu dia mengajariku menyabit rumput gajahan untuk pakan kambing, perih memang ketika rumput itu menyayat tangan kecilku dan kadangkala si ulat kecil itu mengigitku, ...ih geli, tapi tetep aku bahagia melakukannya sampai kurelakan pulang sekolah melakukannya,..karna aku suka mendengar cerita bapaku tentang perjuangannya untuk hidup ditengah kesulitan, ....

Pagi itu saat aku harus membersihkan tempat minum ayam dan menumbuk kepala ikan untuk makan ayam bersama bapaku,terasa sangatlucu kalau ku ingat sekarang,

atau waktu membantunya membetulkan atap yang seringkali bocor karna yah emang rumah tua aku bahagia, karna merasa jadi perempuan kecil yang perkasa,

eh waktu sepeda butut yang kebanyakan ngangkut jagung itu harus jatuh di tanjakan karena tak kuat nahan beban itu juga sangat lucu buatku, tapi itu cerita indah tentang aku dan bapaku, satu cerita tentang seorang ayah yang menemani anaknya untuk menjadi dewasa.

Ah bapak, memang aku tak pernah bercerita padamu, kalau aku pernah berusaha bunuh diri dengan menenggak obat sebuanyak 2e, karena kau tak membelikan aku atlas dan aku pikir kau tak perhatian, puji TUHAN aku tak mati, cuma malu karna waktu bangun pagi kau sudah gambarkan aku peta,

sekarang aku tau semua kau lakukan bukan karena kau tak sayang tapi karena waktu itu pasti kau memang tak punya uang, waktu itu aku yang sekolah tapi karna tak punya uang untuk beli buku kau rela membantuku menulis pelajaranku,irit yha tapi emang kreatif, sore itu hujan deres banget, dan kau nganterin aku, untuk nitipin sarat - sarat untuk masuk kuliah, kau tau aku sangat bermimpi untuk kerja di rumah sakit dan kau sangat tau bagaimana hobiku menghayal dan bercerita tentang mimpiku, karna kita selalu melewatkan waktu dikebun bersama, atau ngedengerin radio BBC london sambil minum kopi tubruk item, tapi tangan kita gak pernah berhenti untuk metikin biji jagung atau mengupas kacang sambil nunggu ngantuk,

bapak kau tau bagaimana kecewanya aku saat aku tau tinggi badanku kurang, meskipun aku sudah berusaha cari nem yang sebuagus mungkin agar aku bisa masuk jadi perawat,....aku nangis dikamar yang gelap, dan aku tau kau tidur di sampingku, tanpa sepatah kata, aku tak tau apakah waktu itu kau sedang berdoa tapi pasti sedih sepertiku tapi kau tak mau mengungkapkannya, bapak TUHAN memang baik buatku ketika pagi harinya DIA membawa kakaku pulang dari tangerang sambil bawa brosur, AKL depkes, aku pikir gak apa - apa setidaknya aku bisa kuliah di tempat yang berbau kesehatan....

he he lucu tapi kau hebat pak sekalipun kau tak punya uang tapi kau bisa mengajar anakmu untuk berbagi, dan saling memperhatikan " Mujizat"

kakaku seorang kuli kerak pabrik membagi hidup denganku, pasti berbagi nyawa yha karna secara manusia berapa si penghasilannya,....tapi kakaku merelakan waktu separuh hidupnya buatku, aku bisa kuliah, sekalipun tetangga bilang "katakan ama bapakmu jual dulu itu tanah, kamu lulus tak ada sisa, tapi TUHAN itu maha kaya, ah bapak aku lulus, kuliah tanpa jual apapun, karna seorang kakak yang sangat baik, dan seorang anak yang berhasil kau didik, makasih pak makasih mbak, aku tak pernah kekurangan,

meski lucu juga ketika coba -coba jualan boneka, atau selalu maunya jadi seksi konsumsi, kalau ada acara dikampus, bukan apa - apa tapi dengan bangun lebih pagi dan jalan ke pasar beli kue sambil di potong dan di bungkus sendiri itu bisa juga memperpanjang jatah he..he,

atau waktu beli nasi di warteg dan selau nyuci piringku sendiri supaya dapat rasa sayang pasti itu lucu di pikir sekarang, tiga tahun di mulai dari ketiadaan dan keikhlasan di jalani dengan muizat dan belas kasihan, karna sering kali ada teman dari tugas belajar yang kasih kertas bekas laporan untuk kugunakan sebagai buku ah terimakasih, ah terimakasih meskipun aku gagal menjadi tiga besar, tapi setidaknya bisa berdiri di depan pas janji wisuda sebagai wakil dari mahasiswa yang percaya TUHAN YESUS, lucu dan harus disukuri, karna aku lihat senyumu waktu wisudaku sambil menggandeng ibu, senyum mbakku, pasti waktu itu kau bahagia,...

tukang ngayul dan anak tukang ngarit itu juga bisa kuliah, aku baru sadar senyum itu adalah salah satu senyum terbaik yang pernah ada di wajahmu, wajah seorang mantan tapol yang pernah mengalami kejayaan dan kejatuhan.

bapak,...kebahagiaan buatmu itu singkat memang setengah bulan setelah aku lulus kau sakit, kata dokter kangker liver, pasti kau menahan beratnya hidup, dan kau selalu belajar tegar bersama keluargamu, pasti kau selalu berusaha menahannya sendiri dalam senyumu, kau memang pernah jadi anak orang kaya, pernah jadi pemuda yang berhasil, pernah jadi tapol dan juga pernah jadi orang yang hidup di cukupi oleh mujizat dan ketekunan, lucu juga karna sekalipun kita sangat dekat tapi kau ahirnya tak merasakan gimana aku dapat gaji, karna dulu pas kau sakit kau ajari aku untuk memilih memberikannya untukmu, atau merelakannya sebagai buah bungaran dan ahirnya kau tak mencoba sepeserpun dari yang aku dapatkan, karena setelah itu kau memang pergi kau memang dipanggil TUHAN untuk kembali,

kau memangn tau aku tak pernah jadi perawat seperti mimpi yang sealu aku ceritakan padamu di kebun, dan sampai sekarang aku tak pernah bekerja di rumah sakit sepert mimpi itu, tapi hari ini aku kerja melayani orang orang yang kehilangan orang yang sangat berati buat mereka, seringkali Tuhan juga kasih aku kesempatan untuk memeluk orang yang menangis kehilangan orang yang dia sayang, yha hari ini hampir delapan tahun kau pergi, dan aku sudah bekerja,

sebenernya aku kangen bersamamu dan aku ingin bercerita tentang semuanya, aku nyesel pernah bercanda gara- gara tak mau membuatkan teh buatmu, saat kau bilang padaku kalau aku tak mau membuatkan kau teh, nanti aku nikah kau tak mau menjadi waliku, ya aku bilang wali hakim, pak itu cuma canda seorang anak SD tapi ternyata sekarang sakit, waktu aku menemukan seseorang yang mengasihiku, tak ada lagi kau, dan memang harus wali hakim. Lucu memang tapi itu nyata,...pak terimakasih yha, semoga anaku nanti juga punya ayah seperti aku punya kau dan dia yang kumiliki memperlakukanku sebaik kau pada ibu.

Rabu, 18 Januari 2012

Berpamitan


Hari itu aku ingin berpamitan pada teman-teman gerejaku. Menuju tempat yang aku ketahui, aku turun dari bus. Aku melihat pria tua yang mengenalku dengan baik. Dia di sana untuk satu alasan; memberi tahu bahwa kegiatan gereja hari itu pindah ke tempat lain. Namun dia berkata lain. “Aku di sini untuk menunggumu”, katanya. Memang benar bahwa tanpa keberadaannya di situ, aku tidak akan tahu bahwa kegiatan gereja hari itu pindah ke tempat lain. Aku naik angkutan lagi ke tempat lain bersama pria itu. Dia selalu tersenyum ketika berjumpa denganku. Ya, aku dan dia memiliki semacam kebetulan yang terjadi berulang-ulang. Hampir setiap kali aku hendak ikut kegiatan gereja, aku selalu berjumpa dengan pria itu. Dia pun juga heran.
Sesampainya di tempat di mana gereja diadakan, aku berjumpa dengan teman-teman yang aku kenal sejak awal mula aku datang ke gereja itu. Aku senang sekali dan memang seakan hari itu sudah dijadwalkan bagiku untuk berpamitan dengan mereka. Mereka di sana ketika hari-hari awalku di negeri itu dimulai. Pertemuan yang menandai petualanganku. Pertemuan yang menunjukan bahwa kemanapun aku melangkah, aku tidak sendiri.
Hari demi hari berlalu. Aku memang jarang datang bersekutu dengan mereka, tapi setiap kali aku datang, aku merasa bahwa aku berada di tempat yang tepat. Mereka membuatku bicara mantap di depan sebuah forum. Aku di tengah-tengah mereka. Bersaksi. Mereka menunjukkan bahwa apa yang aku yakini, bisa menguatkan orang lain. Mereka tahu bahwa aku sudah memiliki firman itu.
Pemuda itu pulang. Dia selalu ingat pria tua itu. Pria tua itu tak pernah bosan untuk sekedar menanyakan bagaimana imannya. Dia tahu apa yang belum disampaikan teman-temannya untuk si pemuda. Sebelum pemuda itu pulang, pria tua mengingatkannya; engkau perlu membuka hati. Lalu sambil melambaikan tangan, dia menggerakkan bibirnya tanpa bersuara; aku akan menemuimu lagi.
Email: darvianw@hotmail.com

Selasa, 17 Januari 2012

Beban sebuah Dosa

Seorang pendeta berdiri di pinggir jalan di dekat sebuah halte bus. Tak henti-hentinya ia berteriak: “Siapa yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, maka ia akan diselamatkan.” Ia juga meneriakan agar semua manusia bertobat dan tak berbuat dosa.

Tiba-tiba seorang anak muda datang dan berdiri di depannya lalu bertanya; “Bapak pendeta; Anda mengatakan bahwa semua manusia adalah orang-orang berdosa tanpa terkecuali. Membawa serta dosa dalam diri sendiri sama dengan memikul sebuah beban yang amat berat. Namun saya tak pernah merasakannya sedikitpun. Katakanlah padaku, berapa berat sebuah dosa itu? Lima kilo? Sepuluh kilo? Atau seratus kilo?”

Sang pendeta memperhatikan anak muda tersebut dengan seksama lalu balik bertanya; “Bila kita meletakan 500 kilo beban ke atas mayat, apakah mayat tersebut akan merasa bahwa beban yang dipikulnya itu berat?” Dengan cepat dan pasti anak muda tersebut menjawab; “Tentu saja tidak!! Ia pasti tidak merasa berat karena ia telah mati.”

Sang pendeta mengagumi anak muda tersebut. Sambil tersenyum ia menjawab; “Hal yang sama terjadi pada kita. Kita tentu tak merasa bahwa beban dosa yang kita pikul itu berat. Karena pada saat kita berada dalam dosa, saat itulah kita sebetulnya telah mati.”

-------------

Bila anda masih mampu merasa sakit berhadapan dengan dosa-dosa yang anda perbuat, maka bersyukurlah karena Roh Kudus sedang bekerja dalam diri anda untuk mengingatkan anda untuk tak berbuat dosa lagi. Namun bila suatu saat anda tak merasa bersalah sedikitpun saat berbuat dosa, maka saat itu sebetulnya anda telah mati.

“Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.” (1 Yohanes 3: 6)


Tarsis Sigho - Taipei
Email: sighotarsi@yahoo.com

Jumat, 13 Januari 2012

Aku mau mencapai garis Finishku dan Aku Pasti Bisa!


Liburan Lebaran kemarin saya habiskan bersama keluarga di Semarang dan sebagian saya habiskan di jogja bersama para postulant (calon bruder) di postulat Bruderan CSA di desa Purwomartani, Kalasan-Sleman.Banyak hal yang saya dapatkan disana yang menarik nya adalah pengalaman memberi makan ternak sapi, ayam, berkebun , berladang, menyirami tanam wah semuanya sungguh2 berkesan..Ternyata kehidupan asrama capek juga yah harus kerja berat..lalu banyak doa..ternyata fisik harus selalu di jaga agar kita dapat bekerja dengan baik dan fisik yang sehat juga membantu dalam kita berdoa/berkomunikasi dengan Tuhan.
Pada hari jumat tgl 3 Oktober 2008, saya diajak bruder Martin, ma 10 postulan yang lainnya ziarah ke Gua Maria Sendang Sriningsih, Klaten-Solo..Saya, beserta Bruder martin,ke sepuluh postulan dan romo totok dr Paroki Kalasan berangkat bersama-sama mengendari sepeda ontel dari jogja hingga klaten solo..wah perjalanan ini buat aku sangat berat karena udah lama aku gak naik sepeda dan sekarang harus menempuh jarak sejauh itu...belum lagi tadi paginya jam 5, kita semua misa di susteran yang letaknya kurang lebih 5-6 km dari biara kami, wah itu sudah mengurangi sedikit tenagaku....aku gak yakin bisa atau gak menjalani perjalanan ziarah ini...
Mula2 aku kuat tapi lama kelamaan wah cuapeknya banget..udah panas, gak ada topi, jalannya naik di perbukitan, wah benar2 capek dan tengah2 perjalanan saya hampir jatuh kecapekan tapi ada satu postulan yang memberikan semangat bahwa saya bisa..puji Tuhan pemandangan sawah yang indah membuat rasa capek ini sedikit terkurangi karena kekaguman akan Alam...Kami berangkat pukul 07.30 dan sampai di sendang sriningsih jam 10.30, sampai sana kaki cuapek sekali...ketika kami udah sampai saya pikir sudah sampai di sendang..eh ternyata baru di gerejanya, kita memparkirkan sepeda ontel kita, ternyata masih jalannya naik/menanjak sekali (makhlum belum pernah ke sendang sri ningsih sik aku)..aku udah bilang ma anak2 aku gak kuat,,gak kuat...mereka semua benar2 memotivasi aku bahwa " Kamu bisa, ayo maju lagi, masak udah menyerah tinggal sedikit lagi..ayo, Tunjukan bahwa kamu bisa dan persembahkan perjalananmu ini buat Yesus lewat perantara Bunda Maria" ucap salah satu postulan....Ternyata benar aku bisa melewati ini semua tanpa istirahat...sampai di sana aku berdoa dan menghilangkan rasa capek ini dengan duduk di depan Patung Bunda Maria..Disini aku diingatkan bhwa perjalanan hidupku juga seperi perjalanan hidupku dari biara ke Sendang Sriningsih...memang berat tetapi setiap kita akan menyerah dan jatuh...kita akan dikuatkan oleh-NYA..kita selalu diingatkan akan tujuan dan garis akhir yang akan kita capai..Sama halnya saat Chan2 capek dan hampir menyerah..hanya ada satu kekuatan yaitu aku mau mencapai garis akhirku hingga tempat ziarah...inilah yang membuat aku termotivasi....
Dari hal ini aku belajar bahwa selama ini mengapa aku selalu jatuh dalam banyak hal dan aku mungkin juga beberapa teman2 jatuh dalam dosa yang sama jadi seperti kita berputar2 aja tidak ada kemajuan..semua ini karena aku lupa atau sengaja melupakan atau aku tidak tahu tujuan hidupku sendiri, Visi, misiku, sehingga aku tidak akan pernah mencapai garis akhir seperti rasul Paulus katakan...bahwa ia mau mencapai nya hingga garis akhir....Kejadiaan ini mengingatkan aku kembali untuk merefleksikan tujuan hidupku kembali mungkin karena bandel dan keras kepalanya aku sehingga Tuhan menginggatkan aku dengan cara yang luar bisa dengan cara perjalanan bersepeda jarak jauh....Terima Kasih

Chan-chan
Email: Vicky_Chanjp84@yahoo.co.id atau Vicky_chanjp@yahoo

Kamis, 12 Januari 2012

Bantal

Oh, betapa nikmatnya,.bahwa aku masih memiliki sebuah bantal yang bisa membantu serta menemaniku untuk menciptakan mimpi di malam hari! Setiap malam tiba, aku mengebas bantalku, menempatkannya dalam posisi yang enak buat menyanggah kepalaku untuk beristirahat, untuk berziarah menjelajahi segala kemungkinan di dunia mimpi.

Di siang hari, mungkin aku harus berhadapan dengan sejuta kekecewaan, sejuta kegagalan. Mungkin aku harus berhadapan dengan pengalaman yang membuatku seakan tak mampu berdiri dan bergerak maju. Mungkin aku harus berhadapan dengan orang yang memandangku dengan sorotan mata dingin. Mungkin karena salah paham, saya harus menerima penilaian yang tidak adil menurut pertimbanganku. Mungkin sepanjang hari aku diselimuti oleh sejuta kesibukan yang aku sendiri tak tahu mengapa dan untuk apa aku begitu sibuk, hingga seluruh badanku penat menanti liang lahat. Mungkin aku ditinggal sendiri ketika sebuah beban berat datang menindih. Namun, .. Puji Tuhan!!! Sekurang-kurangnya aku masih memiliki sebuah bantal untuk dipeluk.

Bantalku.... Ia menyimpan semua rahasia mimpiku untuk dunia masa datang. Ia secara tabah dan setia mendampingiku saat kemelut bathin datang mencekam. Ia rela menampung semua butir air mataku yang pernah bergulir jatuh. Ia seakan tangan Veronika yang penuh kasih, mengeringkan air mata yang masih tersisa di pipiku. Ia begitu tenang tanpa kata, ia setia menerimaku apa adaku untuk secara tenang dan nyaman memberikan seluruh diri untuk beristirahat di malam hari.

Terima kasih bantalku!!! Kendati segala kemelut silir berganti datang di hari ini, namun kalau masih ada engkau menemani aku menciptakan mimpi untuk hari esok, maka aku percaya bahwa hari esok merupakan hari baru yang diwarnai oleh sejuta janji.